Rasa yang Sama?
Aku tak pernah
tau apa yang kau rasa
Aku tak pernah
mengerti arti senyummu
Aku pun tak tahu
tujuan kebaikanmu
Kau mengisi
kekosongan yang kupunya
Kau beri senyum
diantara tangisku
Hingga akhirnya
aku pun luluh
Tapi mengapa kau
beri itu pada semua wanita?
Pagi kau buatku
tertawa
Sore kau buat mereka
tersenyum
Kemarin kau
buatku tersenyum
Hari ini kau
buat mereka tertawa
Siapakah yang
special dihatimu?
Aku ataukah
mereka?
Awalnya aku
yakin,
hanya akulah
satu-satunya wanita dihatimu
hanya akulah
sumber bahagiamu
Tapi harapan
yang kau beri
Tak kunjung
berakhir kepastian
Hingga buatku
meragu
Apakah kita
punya rasa yang sama?
Desus Hujan
Senja
Saat hati mulai
lelah mencari
Saat hati tak
kuasa beranjak
Kau hadir
bersama rinai hujan
Meneduhkan jiwa
yang rapuh
Cahaya jingga
menerpa jarak antara kita..
yang semakin
dekat
berbatas desus
yang menambah
keheningan
Kesempuranaan
yang dulu tak ku punya,
kau buatku
seakan menggenggamnya
Kini aku
bukanlah yang dulu,
yang merasa
pantas mendapat perih
Sebab ada
kebahagiaan
Yang datangnya
dari engkau
Di Bawah Sinar
Rembulan
Di bawah sinar
rembulan
Kulukis wajahmu
Guratan-guratan
indah
Membentuk simpul
Hingga berwujud
sesosok tampan
Gemulai kuas
menyapu kanvas
Memberi warna
yang penuh arti
Tentang
kedamaian, ketenangan
Yang bersumber
darinya
Cahaya rembulan
menerpa, seakan tahu
Bahwa akulah
satu-satunya
Wanita beruntung
yang memilikimu
Di Balik Senyum
Palsuku
Bukan pertama
atau kedua kalinya
Kau bersama
wanita lain
Bahkan di depan
mataku
Kau berbagi
kemesraan
Lalu acuhkanku
Mungkin kau
pikir aku tak tahu
Dan merasa
baik-baik saja
Dengan sesimpul
senyum yang kulontarkan,
kau tak merasa
salah
Dengan renyahnya
kau bawa dia pergi
Membiarkanku
menunggu kau,
yang tak kunjung
datang
Sadarkah kau,
aku menyimpan luka
Yang tersayat
semakin lebar
Perih, perih..
Dan tak lagi
terobati
Kau tertawa
lepas dengannya
Sedang aku
menangis
Lalu kau datang
bertanya
Bibirku kelu, lelah
beradu
Hanya senyum dan
ucapan ‘tak mengapa’
Yang bisa
kudengungkan
Hujan
Sejauh aku
mengenalmu,
Sejauh itu pun
aku tersakiti
Kau bilang semua
kan indah
Tapi seluruhnya
melebur hancur
Ada… Ada kabut
yang membutakanku
Seakan kaulah
yang sempurna
Hingga kabut itu
lenyap
Lenyap,
dilenyapkan hujan
Bersama angin
aku terbuai,
Merasakan
indahnya senja
Lalu aku
tenggelam,
bersama mentari
yang berjalan ke peraduan
Lewat hujan aku mengenalmu
Lewat hujan aku kehilanganmu
Dan lewat hujan aku
mengenangmu