Senin, 12 Mei 2014

Kumpulan Puisi


Rasa yang Sama?

Aku tak pernah tau apa yang kau rasa
Aku tak pernah mengerti arti senyummu
Aku pun tak tahu tujuan kebaikanmu

Kau mengisi kekosongan yang kupunya
Kau beri senyum diantara tangisku
Hingga akhirnya aku pun luluh
Tapi mengapa kau beri itu pada semua wanita?

Pagi kau buatku tertawa
Sore kau buat mereka tersenyum
Kemarin kau buatku tersenyum
Hari ini kau buat mereka tertawa
Siapakah yang special dihatimu?
Aku ataukah mereka?

Awalnya aku yakin,
hanya akulah satu-satunya wanita dihatimu
hanya akulah sumber bahagiamu
Tapi harapan yang kau beri
Tak kunjung berakhir kepastian
Hingga buatku meragu
Apakah kita punya rasa yang sama?



Desus Hujan Senja

Saat hati mulai lelah mencari
Saat hati tak kuasa beranjak
Kau hadir bersama rinai hujan
Meneduhkan jiwa yang rapuh

Cahaya jingga menerpa jarak antara kita..
yang semakin dekat
berbatas desus
yang menambah keheningan

Kesempuranaan yang dulu tak ku punya,
kau buatku seakan menggenggamnya
Kini aku bukanlah yang dulu,
yang merasa pantas mendapat perih
Sebab ada kebahagiaan
Yang datangnya dari engkau



Di Bawah Sinar Rembulan

Di bawah sinar rembulan
Kulukis wajahmu
Guratan-guratan indah
Membentuk simpul
Hingga berwujud sesosok tampan

Gemulai kuas menyapu kanvas
Memberi warna yang penuh arti
Tentang kedamaian, ketenangan
Yang bersumber darinya

Cahaya rembulan menerpa, seakan tahu
Bahwa akulah satu-satunya
Wanita beruntung yang memilikimu
 




Di Balik Senyum Palsuku

Bukan pertama atau kedua kalinya
Kau bersama wanita lain
Bahkan di depan mataku
Kau berbagi kemesraan
Lalu acuhkanku

Mungkin kau pikir aku tak tahu
Dan merasa baik-baik saja
Dengan sesimpul senyum yang kulontarkan,
kau tak merasa salah

Dengan renyahnya kau bawa dia pergi
Membiarkanku menunggu kau,
yang tak kunjung datang

Sadarkah kau, aku menyimpan luka
Yang tersayat semakin lebar
Perih, perih..
Dan tak lagi terobati
Kau tertawa lepas dengannya
Sedang aku menangis
Lalu kau datang bertanya
Bibirku kelu, lelah beradu
Hanya senyum dan ucapan ‘tak mengapa’
Yang bisa kudengungkan




Hujan
Sejauh aku mengenalmu,
Sejauh itu pun aku tersakiti
Kau bilang semua kan indah
Tapi seluruhnya melebur hancur

Ada… Ada kabut yang membutakanku
Seakan kaulah yang sempurna
Hingga kabut itu lenyap
Lenyap, dilenyapkan hujan

Bersama angin aku terbuai,
Merasakan indahnya senja
Lalu aku tenggelam,
bersama mentari yang berjalan ke peraduan

Lewat hujan aku mengenalmu
Lewat hujan aku kehilanganmu
Dan lewat hujan aku mengenangmu